Tulisan

  • Kepala Sekolah SDN Pesantren 2014-Sekarang
  • Drumband
  • Paduan Suara
  • Pianika

Jumat, 04 Desember 2015

VISI DAN MISI SDN PESANTREN


Visi :
Bertaqwa, cerdas, terampil serta berwawasan luas


Misi :
1. Senatiasa mengembangkan sikap taqwa, cerdas dan terampil
2. Rajin mengembangkan ilmu dalam mencapai wawasan yang luas
3. Menggunakan ilmu ke jalan yang benar.

Motto :
1. Tiada hari tanpa ibadah
2. Belajar adalah hobiku
3. Dunia dalam wawasanku 
4. Ilmuku sinar hidupku





Rabu, 02 Desember 2015

Jangan Rendah Diri, Masa Kecil Fisikawan Dunia ternyata seperti Anak Bodoh bahkan Gila

Thomas Alfa Edison
Thomas Alfa Edison
Thomas Alfa Edison orang idiot, Albert Einstein siswa yang bodoh dan nakal, Archimedes orang gila, dll. Hal tersebut contoh fenomena kesalahan persepsi terhadap perilaku anak didik bisa berakibat fatal bagi keberhasilan masa depannya. Hal bukan sesuatu yang tidak mungkin, menimpa akan-anak kita seperti fenomena yang menimpa Fisikawan tersebut.
Berikut sekilas beberapa fenomena aneh perilaku salah terhadap ilmuwan-ilmuwan tersebut :
Thomas Alfa Edison ilmuwan besar yang lahir 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Kecil-nya divonis gurunya sebagai siswa yang idiot, sehingga setelah 3 bulan sekolah ia di-drop out (DO) alias dikeluarkan dari sekolahnya. Beruntung, ibundanya melatih membaca dan berhitung, sehingga kecerdasan Edison kecil berkembang, bahkan menjadi pemikir terbesar sepanjang masa karena dapat menemukan 3000 jenis penemuan salah satunya ‘lampu listrik’.
Dalam salah satu biografinya disebutkan bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan lampu listrik. Sungguh keuletan yang luar biasa. Kalau saja Edison frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalamai kegagalan yang je 999 kali, entah seperti apa bentuk penerangan sekarang.
Albert Einstein  
Albert Einstein fisikawan yang lahir di Ulm Jerman pada tanggal 14 Maret 1897 – dikategorikan sebagai manusia paling cerdas di abad 19, 20 dan sampai sekarang – ketika kecil ia harus mengalami perlakuan kasar dari petugas di kereta api. Ketika itu Einstein kecil memiliki hobi berdagang dikereta api, karena dikeluarkan oleh sekolah karena dianggap siswa bodoh. Namun, dengan ketekunannya membaca koran-koran bekas seusai berdagang dikereta api, kecerdasannya luar biasa. Baru setelah berpindah sekolah dan kuliah di Swiss Institute of Technology di Zurich dia dikenal sebagai siswa atau mahasiswa cerdas.

Walau sudah lulus kuliah tapi tetap Einstein ditolak untuk bekerja di semua universitas yang ada di Swiss karena dianggap sebagai  ‘pemalas’. Akhirnya dia meninggalkan dunia akademis dan bekerja dikantor jasa paten.
Baru setelah penemuannya “teori relativitas” dipublikasikan (1905) dia diakui sebagai orang cerdas bahkan tercerdas di Planet Bumi di abad 19 dan abad 20. Setelah meninggal (1955) otaknya diambil untuk diteliti, sampai sekarangpun otaknya masih tersimpan di Museum, semua karena kecerdasannya.
Archimedes
Archimedes fisikawan dan matematikawan Yunani (sekitar 287 SM – 212 SM) melalui teorinya tekanan “gaya apung yang bekerja pada suatu benda di dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu” sebagian orang disekelilingnya menganggap dia “gila” apalagi ketika dia kegirangan karena menemukan kesimpulan dari teorinya.
Archimides yang sudah lama melakukan penelitian dia menemukan kesimpulan dari penelitiannya ketika mandi dibak – seperti biasa orang yang mau mandi: tanpa baju, tanpa celana, tanpa sehelai benangpun alias telanjang atau bugil – Archimedes menyadari kalau air dalam bak mandi yang tadinya tidak penuh kemudian meluber tumpah ketika dia masuk kedalamnya. Saking girangnya Archimedes langsung lari sambil berteriak ”eureka…. eureka… eureka…” (saya menemukan… saya menemukan …), dia baru sadar setelah lama dia berlari bahwa dia telanjang atau bugil, lingkungan sekitarnya jadi semakin yakin Archimedes gila. Anggapan itu ternyata keliru karena hampir semua sekolah si dunia sekarang mempelajarai teorinya. Dia juga seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan.
Hal tersebut hanya sebagian kecil perlakuan aneh yang menimpa ilmuwan genius. Berhikmah dari kisah tersebut, kemungkiinan banyak guru, orang tua, lingkungan, yang salah melakukan “assessment” kepada anak didik atau orang disekitarnya.
Guru terutama, seharusnya memiliki kemampuan melakukan ‘assessment’ yang baik tentang perilaku anak, sebab dipastikan dilingkungan sekitar kita terdapat anak-anak yang memiliki perilaku unik sehingga memerlukan pembelajaran dengan layanan khusus agar mereka menguasai pengetahuan atau sains. Redaksi