Thomas Alfa Edison orang idiot, Albert
Einstein siswa yang bodoh dan nakal, Archimedes orang gila, dll. Hal
tersebut contoh fenomena kesalahan persepsi terhadap perilaku anak didik
bisa berakibat fatal bagi keberhasilan masa depannya. Hal bukan sesuatu
yang tidak mungkin, menimpa akan-anak kita seperti fenomena yang
menimpa Fisikawan tersebut.
Berikut sekilas beberapa fenomena aneh perilaku salah terhadap ilmuwan-ilmuwan tersebut :
Thomas Alfa Edison ilmuwan besar yang
lahir 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Kecil-nya
divonis gurunya sebagai siswa yang idiot, sehingga
setelah 3 bulan sekolah ia di-drop out (DO) alias dikeluarkan dari
sekolahnya. Beruntung, ibundanya melatih membaca dan berhitung, sehingga
kecerdasan Edison kecil berkembang, bahkan menjadi pemikir terbesar
sepanjang masa karena dapat menemukan 3000 jenis penemuan salah satunya
‘lampu listrik’.
Dalam salah satu biografinya disebutkan
bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan
999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan
lampu listrik. Sungguh keuletan yang luar biasa. Kalau saja Edison
frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalamai
kegagalan yang je 999 kali, entah seperti apa bentuk penerangan
sekarang.
Albert Einstein fisikawan yang lahir di Ulm Jerman pada tanggal 14 Maret 1897 – dikategorikan sebagai manusia paling cerdas di abad 19, 20 dan sampai sekarang – ketika kecil ia harus mengalami perlakuan kasar dari petugas di kereta api. Ketika itu Einstein kecil memiliki hobi berdagang dikereta api, karena dikeluarkan oleh sekolah karena dianggap siswa bodoh. Namun, dengan ketekunannya membaca koran-koran bekas seusai berdagang dikereta api, kecerdasannya luar biasa. Baru setelah berpindah sekolah dan kuliah di Swiss Institute of Technology di Zurich dia dikenal sebagai siswa atau mahasiswa cerdas.
Walau sudah lulus kuliah tapi tetap
Einstein ditolak untuk bekerja di semua universitas yang ada di Swiss
karena dianggap sebagai ‘pemalas’. Akhirnya dia meninggalkan dunia akademis dan bekerja dikantor jasa paten.
Baru setelah penemuannya “teori
relativitas” dipublikasikan (1905) dia diakui sebagai orang cerdas
bahkan tercerdas di Planet Bumi di abad 19 dan abad 20. Setelah
meninggal (1955) otaknya diambil untuk diteliti, sampai sekarangpun
otaknya masih tersimpan di Museum, semua karena kecerdasannya.
Archimedes
Archimedes fisikawan dan matematikawan Yunani (sekitar 287 SM – 212 SM) melalui teorinya tekanan “gaya apung yang bekerja pada suatu benda di dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu” sebagian orang disekelilingnya menganggap dia “gila” apalagi ketika dia kegirangan karena menemukan kesimpulan dari teorinya.
Archimides yang sudah lama melakukan
penelitian dia menemukan kesimpulan dari penelitiannya ketika mandi
dibak – seperti biasa orang yang mau mandi: tanpa baju, tanpa celana,
tanpa sehelai benangpun alias telanjang atau bugil – Archimedes
menyadari kalau air dalam bak mandi yang tadinya tidak penuh kemudian
meluber tumpah ketika dia masuk kedalamnya. Saking girangnya Archimedes
langsung lari sambil berteriak ”eureka…. eureka… eureka…” (saya
menemukan… saya menemukan …), dia baru sadar setelah lama dia berlari
bahwa dia telanjang atau bugil, lingkungan sekitarnya jadi semakin yakin
Archimedes gila. Anggapan itu ternyata keliru karena hampir semua
sekolah si dunia sekarang mempelajarai teorinya. Dia juga seorang
matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan.
Hal tersebut hanya sebagian kecil
perlakuan aneh yang menimpa ilmuwan genius. Berhikmah dari kisah
tersebut, kemungkiinan banyak guru, orang tua, lingkungan, yang salah
melakukan “assessment” kepada anak didik atau orang disekitarnya.
Guru terutama, seharusnya memiliki
kemampuan melakukan ‘assessment’ yang baik tentang perilaku anak, sebab
dipastikan dilingkungan sekitar kita terdapat anak-anak yang memiliki
perilaku unik sehingga memerlukan pembelajaran dengan layanan khusus
agar mereka menguasai pengetahuan atau sains. Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar