Tanda-tandanya adalah: Wajah tidak simetris, mata berair, kesulitan mengunyah makanan, mati rasa pada lidah, air liur yang sering menetes, rasa bebal dan beberapa tanda-tanda yang menyertainya.
Bell’s Palsy atau lebih dikenal dengan kelumpuhan sebagian otot wajah
(wajah merot) bukanlah penyakit turunan. Gangguan ini disebabkan oleh
banyak faktor. Diantaranya, ia bisa terjadi pada penderita stroke,
infeksi, benturan (kecelakaan) pada kepala, udara dingin dan lain
sebagainya. Secara pasti, gangguan ini tidak dapat diprediksi penyebab
utamanya. Namun, faktor pendukungnya dapat diketahui sebagaimana yang
disebutkan diatas. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, dan yang
paling sering antara usia 20-50 tahun.
Diantara faktor penyebab Bell’s Palsy adalah penggunaan kipas angin
yang berlebihan disaat tidur. Yah, penggunaan kipas angin ini bagi
kalangan tertentu merupakan kebiasaan yang sulit dihindari. Lantas apa
hubungannya dengan penyakit ini?
Kipas angin yang digunakan secara terus-menerus dan mengarah pada
satu sisi wajah dalam waktu lama akan menyebabkan gangguan pada sistem
senso-motoris pada saraf wajah tersebut. Tentunya pada sisi wajah yang
terpapar oleh kipas angin. Keadaan ini bila didukung dengan kondisi
kesehatan yang labil akan mempermudah saraf tersebut mengalami gangguan
metabolisme darah.
Pembaca bisa membayangkan, apa yang akan terjadi bila asupan nutrisi
pada saraf ini terganggu? Yup, ia akan mengalami gangguan fungsi.
Sehingga, otot-otot wajah yang berada dibawah control saraf itu menjadi
melemah atau bahkan lumpuh. Hal ini pernah terjadi pada seorang
mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah. Jadi memang betul,
Bell’s Palsy tidak hanya bisa menyerang pada penderita stroke, bahkan
anak muda pun bisa mengalaminya.
Bell’s Palsy membutuhkan waktu yang cukup lama untuk recovery,
biasanya 3-6 bulan. Tergantung pada faktor pencetus dan berat-ringannya
gangguan. Pasien ini umumnya dilakukan terapy berupa pemijatan pada
wajah dan stimulasi elektrik. Sebaiknya, bila ada kerabat kita yang
mengalami gangguan ini, segera hubungi tenaga medis yang professional
dalam menangani masalah ini. Dan yang perlu diketahui, terapy gangguan
ini tidak banyak dipengaruhi oleh penggunaan obat. Akan tetapi,
tergantung pada pemijatan wajah dan latihan-latihan gerakan otot-otot
wajah. Kalau sudah terjadi seperti ini, sebaiknya penggunaan kipas angin
semakin dihindari. Agar supaya tidak memperberat kondisi pasien.
Nah, pembaca, walaupun syndrome ini jarang terjadi, tapi penyakit
yang satu ini sangat mempengaruhi percaya diri. Diantara mereka ada yang
harus mengambil cuti kerja atau kuliah. Bahkan, ada juga yang selalu
mengurung diri dirumah. Wah, cukup lama pastinya, dan pasti mengganggu
aktivitas kita diluar rumah. Alangkah bagusnya pepatah, “Mencegah lebih
baik dari pada mengobati.”